Rumah tangga bahagia tidak mungkin tercipta melainkan harus ditegakkan di atas pilar-pilar yang mencakup beberapa unsur antara lain : ketenangan atau sakinah, saling mencintai, saling mengasihi dan saling melindungi.
Apabila keluarga telah menegakkan nilai-nilai tersebut, maka tingkat rumah tangga yang ideal bisa tercapai dan cita-cita untuk menuju keluarga bahagia dan sakinah bisa terwujud. Jika sebuah keluarga dibangun dengan baik tentunya akan menyemai benih kehidupan rumah tangga dengan penuh kejujuran, kebersamaan, keterbukaan, saling pengertian, saling melengkapi, saling percaya dan saling membutuhkan, dan secara otomatis akan terbangun rasa cinta yang tulus, kemesraan dan tanggung jawab di antara anggota keluarga.
Keadilan dan pergaulan yang baik antara suami dan isteri adalah landasan utama untuk membentuk keluarga bahagia sejahtera. Untuk menegakkan tujuan mulia Tadi seluruh anggota keluarga harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
pertama, Pembinaan Suami dan Isteri
keseimbangan rumah tangga merupakan tanggung jawab suami dan isteri. Dalam Islam seorang bapak bertugas untuk menjadi pemimpin, pembina dan pengendali keluarga dan roda rumah tangga, sebagaimana firman Alloh disurat An-Nisa’ ayat 34, yang artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita dan mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”.
Adapun ibu memiliki tugas yang lebih mulia yaitu merawat rumah beserta isinya dan mendidik anak serta menjaga segala amanat rumah tangga sehingga ibu laksana madrasah bagi anak-anaknya. Jadi kedua orang tua yang baik merupakan modal utama untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera.
kedua, Keimanan Keluarga
kedua, Keimanan Keluarga
Tiang peyangga utama rumah tangga adalah agama dan moral. Rumah tangga hendaknya bersih dari segala bentuk kesyirikan dan tradisi jahiliyah, serta semarak dengan aktifitas ibadah seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an dan berdzikir sehingga rumah terlihat hidup dan sehat secara jasmani dan rohani, sejalan dengan sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya, ibarat orang hidup dan orang mati”.
Seluruh anggota keluarga harus membiasakan berdo’a. Biasakan di dalam rumah untuk selalu membaca surat Al-Baqarah, karena itu bisa mengusir syaithan. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Janganlah jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah”.
ketiga, Aspek Ilmu Agama
Mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada keluarga hukumnya wajib. Firman Alloh Subhanahau wa Ta’ala yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya menusia dan batu“.
Imam At-Thabari menyatakan bahwa ayat tadi mewajibkan kepada kita agar mengajari anak-anak dan keluarga kita tentang agama dan kebaikan serta apa-apa yang dipentingkan dalam persoalan adab dan etika.
keempat, Ibadah dan Moral
Ibadah yang terpenting adalah sholat, baik shalat fardhu ataupun sunnah. Laki-laki hendaknya membiasakan sholat di Masjid dan perempuan dianjurkan shalat di rumah. Shalat sunnah bagi semuanya lebih utama dilakukan di rumah berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sebaik-baik shalat laki-laki adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu“.
Adapun aspek moral, hendaknya semua anggota keluarga menghiasi prilaku masing-masing dengan akhlaqul karimah dan adab yang mulia. seperti makan dengan tangan kanan, masuk rumah orang lain dengan izin, menghargai tetangga, menghormati tamu, dan adab-adab terpuji lainnya. Dan sebisa mungkin menyingkirkan seluruh akhlaq tercela seperti berbohong, menipu, marah, menggunjing, ingkar janji dan semisalnya. Latihlah keluarga anda untuk selalu qana’ah dan rela terhadap pembagian Alloh, mencintai dan dekat terhadap orang-orang miskin, senang bersilaturrahmi, hanya mengharap ridha Alloh, dan berkata benar walapun dirasa pahit serta penuh resiko.
kelima, Sosial dan Lingkungan
Agar kehidupan sosial keluarga memiliki hubungan harmonis, maka sebaiknya setiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mendiskusikan setiap masalah dan problem keluarga secara transparan dan terbuka sehingga seluruh masalah bisa terpecahkan sebaik mungkin.
Bagi orang tua sebaiknya tidak menampakkan konflik intern di hadapan anak-anak dan semaksimal mungkin merahasikan konflik yang terjadi, agar anak tidak terbebani secara mental, apalagi konflik tersebut membentuk kubu di antara anak-anak. Rumah juga harus diamankan agar tidak dimasuki orang-orang jahat dan orang fasik, sehingga anggota keluarga terbebas dari pengaruh kejahatan. Dan rumah harus kita selamatkan dari pengaruh media televisi, koran, majalah dan lain-lain yang merusak iman dan akhlaq, karena media itu lebih cepat memberi dampak negatif kepada keluarga.
keenam, Akhlaq dalam Bergaul
keenam, Akhlaq dalam Bergaul
diantaranya, Mentradisikan Pergaulan Yang Baik, kemudian Menumbuhkan sikap ramah dan santun.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika Alloh menghendaki kebaikan kepada suatu keluarga maka Ia anugerahkan atas mereka sifat ramah lagi santun”.
Selain itu Tolong Menolong dalam Menyelesaikan Pekerjaan Rumah
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjahit baju, memperbaiki sandal dan mengerjakan pekerjaan lain dengan tangan sendiri, seperti yang telah dituturkan oleh Aisyah : “Sesungguhnya beliau adalah manusia di antara sekalian manusia, membersihkan bajunya, memerah susu kambingnya dan melayani dirinya”.
Bersikap Lembut dan Bercanda dengan Keluarga
Bersikap lembut kepada isteri dan anak adalah salah satu faktor yang mampu menumbuhkan iklim yang sejuk dan hubungan yang mesra di tengah-tengah keluarga. Karena itu Rosululloh menasehati Jabir agar mencari jodoh yang gadis dan beliau bersabda :
“Kenapa tidak engkau pilih gadis sehingga engkau bisa mencandainya dan dia mencandaimu, dan engkau bisa membuatnya tertawa dan dia membuatmu tertawa”. Sangat banyak riwayat dari Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bercanda seperti beliau pernah bercanda dengan isterinya dikala mandi, dengan anak-anak kecil dan cucu-cucunya. Bahkan tatkala ada orang baduwi yang bernama Aqra’ berkata: “Saya mempunyai sepuluh anak, saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka”. Maka Rosululloh melihat kepadanya dan bersabda : “Barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak dikasihi.”
Mudah-mudahan rumahtangga kita menjadi sakinah, mawadah, warahman. Inya Alloh…. Amiin…
Wallahu’alam…..
0 komentar:
Posting Komentar
Jazakallah