Passion adalah segala hal yang sangat-sangat
diminati sehingga tidak pernah terpikir untuk tidak mengerjakannya. Tapi jangan
berpikir bahwa passion sama dengan hobby. Memang mirip jika dilihat sekilas,
tetapi saya mempunyai anologi bahwa hobby adalah “pekarangannya” dari passion. Daripada
kita hanya bermain di “pekarangannya” lebih baik kita masuk ke dalam rumahnya.
Passion adalah anak tangga pertama dalam
sebuah perjalanan karir. Dan jangan disamakan pekerjaan dengan karier. Karena pekerjaan
adalah alat bantu bagi organisasi untuk mencapai tujuan tertentu bagi
masing-masing organisasi dan alat bagi individu untuk terus tumbuh sebagai
pribadi dan profesional. Sehingga bisa dikatakan pekerjaan adalah milik
perusahaan bukan milik kita. Tetapi karier adalah mengenai diri sendiri. Karier
berbicara soal pemenuhan kebahagiaan dan ketercapaian (fulfillment). Ingat ini,
siapapun bisa dipecat dari pekerjaan , tetapi tidak mungkin bisa akan dipecat
dari carier. (menurut rene)
“Kerja tanpa passion = kerja tanpa karya”
Tanpa memiliki passion, semua aktivitas hanya
sekedar untuk pemenuhan kebutuhan minimal memperoleh gaji, pangkat, fasilitas
kerja, dan atribut lain. Sehingga tidak ada kesenangan berkarya apalagi untuk mengembangkan diri. Tidak ada kesenangan
melakukan sesuatu yang benar-benar baru dalam kehidupan. Tidak ada kegembiraan
untuk selalu memperbaiki diri menjadi lebih baik. Karena semua yang anda
lakukan atas nama uang, kebutuhan dunia bahkan nafsu yang menggebu.
Passion dalam islam tidak hanya berbicara
tentang kesenangan, kebahagiaan atau ketercapaian karena suatu karier, tetapi
lebih dari itu. Ia jauh memperhatikan apakah passion yang saat ini saya “gandrungi”
apakah suatu hal yang mempunyai hakikat, manfaat bagi sekitar, mempunyai nilai
dan bukan suatu yang sia-sia. Diri andalah yang mampu menjawabnya.
Memang sebaik-baik passion adalah yang tidak
sia-sia, bermanfaat serta bernilai ibadah. Sehingga apapun yang kita lakukan
akan bernilai ibadah, prinsipnya simple kok, selama apa yang kita kerjakan
sesuai dengan tuntunan Al-quran dan sunnah Rasulullah SAW maka apa aja yang
kita lakukan akan bernilai ibadah.
Sebelum melangkah kedepan, temukan dulu purpose
of life dari dirimu, dan jawab juga pertanyaan yang mendasar seperti: untuk
apa saya hidup, apa kontribusi yang dapat saya lakukan, apa purpose of life
saya. Jika anda tidak dapat menjawab pertanyaan tadi dengan baik, maka
pikirkanlah sejenak agar kehidupan kita kedepan yang masih sangat panjang ini
akan lebih bermanfaat bagi sekitar, umat islam serta agama Allah.
Dan Allah
berfirman pada surah Adz-Dzaariyaat:
“Dan tidak
aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”
Dapat ditarik
benang merah, bahwa menurut al-Qur’an manusia setidaknya memiliki 3 tujuan
dalam hidupnya. Ketiga tujuan tersebut adalah;
1. Menyembah
kepada Allah Swt. (beriman).
2. Memakmurkan
alam semesta untuk kemaslahatan (beramal)
3. Ketiga,
membentuk sejarah dan peradabannya yang bermartabat (berilmu).
Dengan kata
lain, menurut al-Qur’an, tugas atau tujuan pokok hidup manusia dimuka bumi ini
sebenarnya sangatlah “sederhana”, yakni menjadi manusia yang “beriman”,
“beramal” dan “berilmu”. Tapi beriman disini dalam konteks yang beriman secara “kaffah”,
apasih kaffah kafah berarti menyeluruh, sehingga kita masuk, beribadah,
memahami islam secara menyeluruh, bukan yang parsial. Sehingga apabila ketiganya
dapat berpadu, ketiga tujuan hidup manusia inilah yang menjadikan manusia
memiliki eksistensi dan kedudukan yang berbeda dari makhluk Allah lainnya.
(M.Aziz)
thanks tulisannya sangat bermanfaat...
BalasHapusTerimakasih infonya membantu
BalasHapusTerima kasih ,,,terimkasih banyak
BalasHapus