Blogroll

Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun".
"Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberikan PEMAHAMAN AGAMA kepadanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

Pages

Rabu, 18 April 2012

Hadits Manusia Dibangkitkan Berdasar Niat Masing-Masing

Riyadhus Shalihin hadits ke 2
Bab Ikhlas dan Menghadirkan Niat Dalam Semua Perbuatan dan Ucapan, Baik yang Terang-Terangan Maupun Sembunyi-Sembunyi
وعن أمِّ المؤمِنينَ أمِّ عبدِ اللهِ عائشةَ رضي الله عنها ، قالت : قالَ رسول الله  : (( يغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ فإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الأَرضِ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وآخِرِهِمْ )) . قَالَتْ : قلتُ : يَا رَسُولَ اللهِ ،كَيْفَ يُخْسَفُ بأوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيهمْ أسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ ؟! قَالَ : (( يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيّاتِهمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada satu pasukan menyerbu ka’bah, tatkala mereka berada di tanah yang lapang mereka dibenamkan (kedalam perut bumi) dari awal pasukan hingga yang paling akhir dari mereka.” Dia (Aisyah) berkata: “Saya bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana dibenamkan dari awal hingga paling akhir dari mereka, padahal di dalamnya ada orang-orang pasar (orang awam) dan ada yang bukan dari mereka?” Beliau menjawab “Dibenamkan dari awal hingga akhir mereka kemudian mereka dibangkitkan berdasarkan niat-niat mereka.” (Muttafaq alaihi –disepakati keshahihannya oleh Al Bukhari dan Muslim)
Faedah hadits:
  1. Anjuran supaya menjauh dari orang-orang dzalim dan  peringatan supaya tidak bersama mereka atau majelis-majelis lain yang buruk supaya tidak ikut tertimpa hukuman bersama mereka. (1)
  2. Barang siapa banyak bergaul dengan orang yang buruk dengan kemaksiatan secara sengaja, maka sesungguhnya dosa dan hukuman itu bisa menimpanya.
  3. Amal perbuatan dinilai berdasarkan niat amalnya.
  4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan berita gaib yang Allah nampakan kepada beliau dan ini termasuk permasalahan keimanan yang wajib kita yakini.
  5. Di dalam hadits tersebut terdapat satu poin yang tersembunyi yang menjadi pangkal ketidak jelasan. Di mana Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhabelum memahami penimpaan sisksaan terhadap orang yang tidak mempunyai keinginan melakukan penyelenggaraan yang merupakan penyebab ditimpakannya siksaan.Sudah banyak jalan yang berusaha mengungkap permasalahan ini, ada yang berpendapat bahwa siksaan itu ditimpakan secara umum karena sudah saatnya ajal mereka, kemudian mereka dibangkikan kembali berdasarkan niat mereka masing-masing. Tetapi ada suja pendapat lain. Yang nampak jelas olehku (Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali) adalah bahwa siksaan itu ditimpakan kepada mereka secara umum, sekalipun diantara mereka ada orang-orang yang benci, orang-orang yang akan berbelanja, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Sebab mereka tidak merasa takut terhadap fitnah yang tidak ditimpakan hanya kepada orang-orang yang dzalim secara khusus, tetapi mereka juga terseret oleh kedzaliman orang-orang tersebut, meskipun mereka sama sekali tidak menginginkannya. Oleh karena itu mereka disatukan dengan orang-orang dzalim.Hal itu telah ditunjukan oleh beberapa ayat al Quran dan al Hadits, bahwa siksaan itu jika ditimpakan, maka akan mencakup orang-orang shalih yang mereka tidak marah karena Allah (ketika melihat satu kemungkaran), tetapi orang-orang yang selamat adalah mereka yang melakukan perbaikan.Allah berfirman
    فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (١١٦)وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (١١٧)
    “Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang dzalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Qs Huud 116-117)
    Ini merupakan indikasi yang mengungkap salah satu dari sunatullah dalam kehidupan berbagai umat. Dan umat yang suka berbuat kerusakan dengan memerintahkan manusia menyembah selain Allah, dalam berbagai rupa. Lalu diantara mereka ada yang menolak perintah tersebut, mereka itulah yang selamat dan tidak akan ditimpa siksaan dan kebinasaan. Tetapi umat-umat yang diantara mereka terdapat orang-orang yang berbiat dzalim dan melakukan kerusakan, lalu tidak ada seorang pun yang bangkit mencegahnya, atau ada yang mengingkarinya, namun ia tidak sampai memberi pengaruh terhadap realita yang rusak itu, maka sunnatullah akan berlaku kepada mereka, yaitu berupa pembinasaan, baik pembinasaan sampai ke akar-akarnya atau pembinasaan yang bersifat kelemahan dan kerusakan. Namum keduanya berakibat pada lenyapnya (kaum tersebut) dan digantinya mereka (oleh kaum yang lain)
    Dari sini tampak nilai dakwah ke jalan Allah, pembersihan bumi dari kerusakan yang telah merajalela. Sebab, ia merupakan benteng keamanan bagi seluruh umat dan bangsa. Dan para ahli dakwah, (dengan dakwah tersebut) mereka tidak hanya melaksanakan kewajiban terhadap rabb dan agama mereka saja, namun dengan dakwah itu mereka telah menghalangi umat-umat mereka dari murka Allah dan adzab, serta sangsi-Nya.
tambahan:
(1)
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.” (Al-Anfal: 25) (ed.)
***
muslimah.or.id
Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali

1 komentar:

Jazakallah