Tauhid merupakan syarat seseorang untuk menjadi Islam. Syirik adalah lawan dari tauhid. Syirik adalah mempersekutukan Allah dengan selain-Nya yang merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Mengaca hukum yang diterapkan di negara saat ini, indonesia membuat hukum sendiri. Hal ini berlawanan dengan agama Islam yang mempunyai hukum dari Allah yang mutlak yaitu syariat islam. Tentunya kita sebagai pemeluk agama islam yang baik, kita harus membela agama Allah yaitu dengan cara menjalankan semua perintahnya sesuai dengan kemampuan optimalnya. Allah memerintahkan kita untuk menjalankan syariat Allah dan dilarang menyekutukan Allah.Menyekutukan Allah dapat dikatakan telah berbuat syirik. Syirik merupakan pembatal tauhid. Jika pemerintah membuat hukum sendiri, dengan mengumpulkan perwakilan rakyat untuk berfikir sehingga dapat menghasilkan hukum baru yang berlawanan dengan hukum Allah, maka itu tanpa disadari, mereka seakan akan lebih pintar dari pada Allah bahkan meremehkan Allah, karena mereka telah mengesampingkan hukum yang Allah turunkan maka itu termasuk syirik. Jika ada seseorang mengatakan hukum Allah tidak cocok ditempatkan dan diterapkan di negara ini, orang bilang begitu adalah syirik. Itu artinya berarti Allah tidak paham di indonesia, Seolah olah manusia lebih pinter dari pada ALLAH. Padahal syirik adalah satu satunya dosa kalau dibawa mati tidak akan diampuni , dosa apa saja selain syirik masih ada kemungkinan untuk diampuni
"......Jawab Nabi SAW: "Dia itu Jibril, yang menampakkan diri padaku di balik bukit di sana, dan ia berkata: 'Beritahukanlah kepada umatmu kabar gembira, bahwa barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia akan masuk surga.' Kemudian aku bertanya kepadanya: 'Ya Jibril, sekalipun ia mencuri dan berzina?' Jawabnya: 'Ya, walaupun begitu.' Tanyaku lagi: “Walaupun ia mencuri dan berzina?' 'Ya, kendatipun begitu,' jawabnya. Aku bertanya lagi: "Walaupun ia mencuri dan berzina?' Jawab Jibril: 'Ya, walaupun ia pernah minum khamr'."
Jadi jika Allah menghendaki semua dosa akan diampuni oleh Allah jika kita tidak melakukan syirik, tetapi jika Allah menghendaki lainnya seperti, dosanya dibersihkan dahulu dengan cara dimasukkan ke dalam neraka. Tetapi semuanya tetap akan masuk surga kecuali orang yang melakukan syirik. Memang syirik adalah pembatal suatu amalan, karena jika engkau melakukan perbuatan syirik maka sia sia lah amalan yang engkau kumpulkan.
Sehingga dapat disimpulkan syirik adalah lawannya tauhid. Jika kita ingin menjahui syirik maka kita dapat memperdalam pengetahuan tentang tahuhi. Tauhid mempunyai ajaran inti yang paling mulia. Inti ajaran tauhid adalah:
- Pertama, meyakini dalam hati dan ucapan dengan lisan, bahwa tiada Tuhan selain Allah.
- Kedua, meyakini, tidak ada hukum yang paling benar mutlak, paling ilmiah, paling modern, kecuali hukum Allah.
- Ketiga, meyakini, hidup ini hanya untuk beribadah (mengabdi) kepada Allah saja, yakni meyakini bahwa semua aspek kehidupan, dari semua urusan pribadi, keluarga, masyarakat seluruh dunia dan negara harus diatur dengan berdasarkan hukum Allah 100%.
- Keempat, meyakini haramnya mengatur kehidupan dengan hukum Allah bercampur dengan hukum jahiliyah (hukum buatan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah). Karena Allah melarang untuk mencampurkan yang haq dengan yang batil.
- Kelima, meyakini, Islam wajib berkuasa, tidak boleh di bawah kekuasaan kafir/toghut, sebagai syarat tegaknya tauhid. Orang kafir hanya boleh hidup dibawah kekuasaan Islam dan harus diperlakukan dengan baik dan adil, juga tidak boleh dipaksa masuk Islam.
“Itulah hakekat tauhid yang wajib ditegakkan, meskipun harus mengorbankan harta dan nyawa. Karena itu, umat Islam wajib mengingkari toghut dan haram hidup di bawah kepemimpinan toghut. Para ulama menegaskan, barangsiapa yang beriman kepada Allah wajib kafir kepada toghut, dan barangsiapa yang tidak kafir kepada toghut, dia tidak beriman kepada Allah."
Adapun hakekat syirik, adalah meyakini adanya Tuhan selain Allah, meyakini adanya hukum atau ideologi buatan manusia untuk mengatur negara daripada hukum Allah. Maka, meskipun seseorang mengaku beriman kepada Allah, melaksanakan shalat, puasa, zakat dan haji dengan sempurna, tapi bila meyakini Pancasila dan UUD 45 dan hukum positif KUHP lebih sesuai daripada syariat Islam untuk mengatur negara , maka orang itu menjadi musyrik. Dua kalimat syahadatnya batal, semua amalnya sia-sia, karena berarti dia rela berhukum kepada toghut.(Abkr/mhmd)
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus